Kompas.com - Peringatan bagi Anda yang gemar mengonsumsi daging merah. Sebuah penelitian di Singapura menunjukkan tingginya konsumsi daging merah akan meningkatkan risiko diabetes.
Riset tersebut dilakukan oleh An Pan, profesor di National University of Singapore. Dalam penelitiannya ia mengikuti 149.000 pria dan wanita di Amerika Serikat selama 12-16 tahun. Setiap empat tahun, para partisipan diwawancara untuk mengetahui berapa banyak daging yang dimakan setiap hari.
Secara umum, para partisipan makan daging sekitar setengah porsi sampai dua porsi setiap hari. Satu porsi setara dengan dua potong daging asap, satu hotdog, atau tiga ons hamburger.
Di akhir penelitian, ditemukan 7.540 kasus diabetes tipe dua dari para responden. Pada 41.236 orang yang tidak mengubah kebiasaan makan daging, ditemukan 1.758 kasus diabetes.
Orang yang porsi makan dagingnya bertambah sekitar setengah porsi, risikonya dua kasus diabetes pada 300 orang, dibandingkan dengan orang yang porsinya tetap, yakni hanya satu kasus pada 300 orang.
Meski begitu, mengurangi konsumsi daging merah tidak langsung berdampak pada empat tahun pertama. Mengenai hal ini, menurut Pan, efeknya memang lebih lama.
"Jika kita melakukan sesuatu yang buruk, dampaknya akan langsung terlihat, tetapi untuk gaya hidup sehat, kita harus menunggu agak lama dan perubahannya terakumulasi," katanya.
Kendati riset tersebut tidak secara jelas membuktikan daging merah menyebabkan diabetes, tetapi studi lain sebelumnya juga mengaitkan kebiasaan makan daging merah dengan penyakit diabetes melitus.
Menanggapi penelitian ini, William Evans, dosen dari Duku University, mengatakan sebenarnya yang penting adalah pola makan secara keseluruhan.
"Jika seseorang mengurangi konsumsi daging tapi menggantinya dengan keju, tentu saja akan percuma," katanya.
Karena itu, untuk mencegah penyakit diabetes, selain pola makan perlu diperhatikan pula kebiasaan sehat lainnya, seperti pola makan seimbang, aktif berolahraga, hingga mengatur waktu istirahat yang cukup.
No comments:
Post a Comment