JAKARTA - Persiapan yang tidak matang dinilai menjadi titik mula karut marut pelaksanaan ujian nasional (UN) 2013. Bahkan hingga mengakibatkan penundaan pelaksanaan UN di 11 provinsi.
Ketua Lembaga Pendidikan Ma'arif Nahdlatul Ulama (Ma'arif NU) KH Zainal Arifin Junaidi mengatakan, pemunduran UN 2013 ini pertama kalinya dalam sejarah. Sehingga, disarankan untuk dijauhkan dari politisasi.
"Ini adalah pertama kali (pemunduran) sepanjang sejarah untuk pelaksanaan UN. Ini tidak semestinya terjadi, dan tidak boleh terjadi lagi di waktu mendatang," tegas Kiai Arifin, dalam keterangan tertulisnya kepada Okezone, di Jakarta, Selasa (16/4/2013).
Arifin menambahkan, pihaknya meminta karut marut pelaksanaan UN tidak diperparah dengan politisasi yang bisa mengakibatkan psikologi siswa peserta semakin drop. "Hindarkan UN dari isu-isu meresahkan," tambahnya.
Pengurus di tingkat wilayah dan cabang, terutama di 11 provinsi di mana pelaksanaan UN ditunda, pun diminta bekerja lebih maksimal. Begitu pula dengan pengawasannya.
"Kami instruksikan pengurus Ma'arif di daerah, baik di wilayah maupun di cabang untuk melaksanakan pengawasan lebih ketat. Jangan sampai terjadi kebocoran dan kecurangan dalam bentuk lain, agar UN tahun ini tidak semakin ternoda," tandas Kiai Arifin.
Dia mengimbau, peserta UN tidak tergoda isu bocoran soal maupun kunci jawaban, sehingga bisa tetap fokus terhadap pelaksanaan UN sesuai dengan persiapan yang telah dijalaninya.
"Terakhir kami ingin meminta kepada pihak terkait, dalam hal ini tentunya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, agar menindak terjadinya keterlambatan penyiapan soal UN ini. Sekali lagi kami tekankan agar pengunduran jadwal UN tidak terulang lagi di waktu mendatang,"
No comments:
Post a Comment